Sunday, 11 December 2016

Teori Pembangunan Konsepsi Dasar Pembangunan



Pendahuluan
Pembangunan adalah kata kunci meraih sukses bagi setiap negara. Dengan demikian, jika suatu negara menginginkan sebuah kesuksesan maka melakukan Pembangunan merupakan suatu keharusan. Pembangunan akhirnya menjadi salah satu ideologi yang harus diperjuangkan, terutama oleh negara-negara berkembang demi mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju. Namun demikian pembangunan sesungguhnya adalah sesuatu yang bermuka jamak (multiface). Karenanya dalam mengkaji Konsep Pembangunan kita harus menggunakan pendekatan Multidisipliner yakni menggunakan wawasan dari berbagai disiplin ilmu (Mulyarto, 1994).

Pengertian Pembangunan

Konsep Pembangunan dapat dipahami dengan menggunakan dua perspektif, yakni (M. Yasin 2001:

  1. Pembangunan sebagai suatu fenomena sosial yang mencerminkan kemajuan peradaban manusia. Dalam hal ini pembangunan terkait dengan proses perubahan evolusioner dari tingkat peradaban yang satu ke tingkat peradaban lain yang lebih tinggi. Hal ini dapat dicontohkan misalnya: Perubahan peradan dari Zaman Batu ke Zaman Logam dan dari Zaman Logam ke Zaman Perunggu.

  1. Pembangunan sebagai suatu ‘Planned Societal Change’  yakni sebagai suatu perubahan sosial-masyarakat yang terencana/ direncanakan. Dalam perspektif ini pembangunan adalah fenomena sosial abad XX. Konsep Pembangunan sebagai perubahan yang terencana ini timbul sesudah Revolusi Bolshewik 1917 yang berhasil menumbangkan rezim Tsar di Rusia, dan melahirkan negara baru yang bersifat komunal dan menerapkan perekonomian terencana yang sentralistis (centralized planned economy). Perencanaan Pembangunan menjadi bagian terpenting dalam konsep ekonomi terencana yang sentralistik itu. Di satu pihak negara-negara barat yang dikomandoi oleh Amerika Serikat tidak menyepakati dan menentang konsep perekonomian terencana yang berpaham komunis di Rusia tersebut. Karena itulah mereka mengembangkan konsep Planned Societal Change. Konsep ini menawarkan tiga efek pembangunan di negara-negara baru dan berkembang, yakni (Horowitz, 1972):



a.       Demonstration Effect, adalah keinginan meniru keberhasilan pembangunan di negara maju dan menjadikan negara maju sebagai ‘model’ masyarakat yang ingin dicapai oleh negara baru/ berkembang

b.       Compression Effect, adalah keinginan untuk mewujudkan model tadi dalam jangka waktu yang sangat pendek (secepat-cepatnya). Kemajuan masyarakat yang dicapai selama beratus-ratus tahun lamanya, diharapkan bisa terjadi dalam beberapa tahun saja di negara baru/ berkembang.

c.       Fussion Effect, adalah penggabungan konsep free economic (Sistem Ekonomi Bebas) dengan konsep planned economic (Sistem Ekonomi Terencana). Akibatnya muncul konsep Mixed Economic (Sistem Ekonomi Campuran). Dengan konsep ini negara-negara berkembang justru tidak memiliki konsep yang jelas tentang orientasi dan strategi pembangunan yang dilaksanakannya.

Todaro (1977) menyatakan bahwa pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang menyangkut reorganisasi dan reorientasi sistem ekonomi dan sistem sosial sebagai keseluruhan. Disamping peningkatan pendapatan dan out put, pembangunan menyangkut pula perubahan secara radikal struktur kelembagaan, struktur sosial dan struktur administratif serta perubahan sikap, adat kebiasaan dan kepercayaan (sistem nilai).

Dengan demikian Pembangunan (Development) bukanlah merupakan suatu kondisi yang absolut. Kondisi negara yang sedang berkembang (development) berubah-ubah tergantung kepada apa yang dibutuhkan, apa yang mungkin tersedia, dan apa yang dicita-citakan (Riyadi, 2000). Karena itu Pelaksanaan Pembangunan sangat mungkin tergantung kepada kondisi yang tidak tetap yakni “apa yang layak dan memungkinkan dalam segala waktu”. Suatu negara/ daerah yang mampu memanfaatkan sumber daya (resources) secara efektif dianggap lebih berkembang (developed) daripada negara/ daerah yang tidak mampu melakukan hal tersebut. Pedayagunaan potensi pembangunan harus ditunjang dengan IPTEK yang memadai.



No comments:

Post a Comment