Teori Pertumbuhan
Neo-Klasik
(M. Friedman,
Jr. Hicks, P. Samuelson, Hg. Jhonson, Harod-Domar, R.R. Rostow, Daniel Lerner)
1.
Asumsi Dasar:
A.
Individu, Persekutuan Dan Negara Adalah Pelaku Ekonomi
Yang Rasional, Oleh Karenanya Akan Selalu Berupaya Memaksimalkan Keuntungan/
Kepuasan Dan Meminimalkan Biaya Yang Harus Dikeluarkan
B.
Prinsip Utama Adalah Memaksimalkan Keuntungan Bagi
Konsumen Dan Produsen Secara Individual, Seangkan Keuntungan Bersama Dapat
Diperoleh Melalui Perdagangan Nasional Dan Internasional
C.
Tidak Menghendaki Adanya Penyusunan Ekonomi Domestik Yang
Radikal
D.
Kegagalan Ekonomi Klasik (Keynesian) Harus Dirombak
Melalui Upaya Investasi Industri
2.
Unit Analisa: Negara
Secara
Linear Negara Per Negara Bisa Maju Dengan Hasil Usaha Sendiri
3.
Proposisi Turunan:
- Sebuah Program Yang Efektif Haruslah Didasarkan Atas
Ideologi Sendiri, Bukan Pada Ideologi Orang Lain (Yang Diperjuangkan)
- Program Pasar Bebas Harus Segera Direalisir Secepat
Mungkin, Meskipun Secara Sepihak; Namun Tetap Harus Dilakukan Pula Upaya
Proteksi Dan Intervensi
- Kegagalan Negara Berkembang Adalah Kesulitan Dalam
Memobilisasi Tabungan Domestik Dan Luar Negeri Dalam Mempercepat Investasi
Produktif
- Pembangunan Identik Dengan Kemampuan Negara Untuk
Menabung, Berinvestasi, Meningkatkan Produktifitas Dan Menambah Pendapatan
Riil.
- Karena Itu “Pertumbuhan
Ekonomi” Menjadi Tujuan Akhir Program Pembangunan Nasional.
Berlangsungnya Akumulasi/ Pertumbuhan Akan Meningkatkan Standar Hidup Dan
Pertambahan Keuntungan Akan Dinikmati Oleh Semua Masyarakat
- Negara Berkembang Tidak Dapat Maju Karena Memiliki
Budaya Yang Bertentangan Dengan Nilai-Nilai Persaingan Kapitalisme
Barat(Lerner)
- Harga Ditentukan Oleh Mekanisme Permintaan-Penawaran
Sehingga Tercipta Efisiensi
- Pemerintah Boleh Berinvestasi Pada Produksi Yang
Dapat Memberikan Keuntungan Maksimal. Pemerintah Menjadi Sangat Tidak
Rasional Bila Mendukung Produksi Yang Dalam Persaingan ‘Normal’ Seharusnya
Telah Mati
4.
Konsekwensi Teori:
- Campur Tangan/ Intervensi Negara: Kecil
- Intervensi Diperlukan Bila Terjadi Krisis, Yang Disebabkan
Oleh Kegagalan Pasar
Dalam Memberikan Kesejahteraan Individu
- Intervensi Diperlukan Untuk Menyelesaikan Distorsi
Harga Dan Menjaga Kondisi Pasar Yang Kompetitif
- Intervensi Negara Dilakukan Dengan: Meningkatkan Pajak,
Menurunkan Tarif Dan Subsidi Produksi Yang Efisien
- Terjadi Pengendalian Militansi Serikat Buruh,
Sehingga Buruh Menjadi Komponen Produksi Yang Sangat Murah. Hukum Dan
Aturan Cenderung Menguntungkan Kapitalis Dalam Melawan Buruh Yang Sangat
Tidak Mampu
- Kebijakan Pasar Bebas Akan Menguntungkan Negara Yang
Sudah Mapan (Maju) Sebab Mereka Memperoleh Keuntungan Dari Tanah, Buruh
Dan Modal Yang Berlimpah
Teori
Strukturalis
(Raul Prebisch,
Ag. Hirschman, C. Furtando, Dos Santos)
1.
Asumsi Dasar:
- Pembangunan Harus Difokuskan Pada Tingkat Lokal
Masing-Masing Negara
- Hubungan Ekonomi Politik Menjadi Hambatan Besar
Untuk Industri Lokal
- Ketergantungan Pada Negara Luar Dapat Diatasi Dengan
Usaha Masing-Masing Negara Melalui Penerapan Tekonologi Modern
- Pembangunan Di Negara Berkembang Pada Posisi Stagnan
Karena Adanya Hambatan-Hambatan Struktural. Untuk Menjamin Dinamika
Pembangunan Perlu Perubahan Radikal
2.
Unit Analisa: Negara
Bangsa
Amerika
Latin
3.
Proposisi Turunan:
- Hambatan Struktural Terbesar Dalam Pembangunan Adalah
Adanya Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Dan Kekayaan. Untuk Itu Perlu Dilakukan Upaya:
-
Mengalihkan Konsumsi Barang Mewah Oleh Elit Kepada
Investasi Yang Menguntungkan Pada Industri Yang Produktif
-
Menghilangkan Konservatisme Dan Nepotisme Yang Terjadi
Dalam Birokrasi Pemerintah Maupun Swasta
-
Penyediaan Fasilitas Umum Seperti Pendidikan, Akan
Menjamin Penduduk Menguasai Ketrampilan Teknis, Administrasi Dan Wiraswasta
- Semua Asumsi Dasar Dapat Dilakukan Bila Ada Kemauan
Politik Negara Untuk Mentransformasikan Struktur Sosial Tradisional
Menjadi Modern
- Teknologi Modern Merupakan Faktor Utama Dalam
Membangun Sektor Rural Maupun Urban
- Negara Memiliki Peran Dominan Dan Determinan,
Terlebih Dalam Perubahan Di Bidang: Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan
Dan Tenaga Kerja
- Struktur Sosial Yang Menghambat Pembangunan Sebagai
Konsekwensi Cara Kerja Sistem Ekonomi Yang Cacat (Neo-Klasik)
4.
Kelemahan Teori
Strukturalis:
Tidak
Mampu Menjelaskan Ketidak Mampuan Negara Bangsa Dalam Mengembangkan Industri
Yang Mandiri Dalam Konteks Cara Kerja Sistem Internasional Dan Nasional Yang
Cacat
5.
Rekomendasi:
Untuk
Melakukanpembangunan Dengan Baik Perlu Dilakukan Hal-Hal Sebagai Berikut:
- Pembatasan Jumlah Penduduk
- Peningkatan Tabungan Nasional
- Penerapan Teknologi Tepat Guna
- Menjalankan Strategi Padat Karya
- Pengurangan Modal Asing Yang Tidak Sejalan Dengan
Pembangunan Nasional
Teori Ketergantungan Dan Keterbelakangan
Marxis Dan Neo-Marxis
(Collin Leys,
H. Bernstein Dan A. G. Frank, O. Sunkel, I. Wallerstein, Foster-Carter, Paul
Baran)
1.
Asumsi Dasar:
- Motor Utama Pembangunan (Teknologi Dan Industri)
Terpusat Di Luar Ekonomi Negara Pinggiran Di Dalam Pusat Negara Kapitalis
- Dorongan Akumulasi Kapitalis Di Pusat Berakibat Pada
Tidak Berimbangnya Serangkaian Pertukaran Terus-Menerus Menguntungkan
Negara Pusat Dan Merugikan Mayoritas Negara Pinggiran Yang Masih Agraris
- Kelas-Kelas Dominan Dan Pusat Metropolitan Dalam
Suatu Negara Tumbuh Dengan Mengorbankan Kelas Bawah Yang Lemah
- Keterbelakangan Disebabkan Oleh Imperialisme Dan
Akumulasi Kapital Secara Berlebihan Di Negara Pusat
- Adanya Kebutuhan Yang Bertentangan Dari Negara
Pinggiran Dan Negara Pusat
2.
Unit Analisa: Sistem
Kapitalisme Global
Dampak
Khusus Dan Nyata Dari Imperialisme Dan Kolonialisme Di Negara Berkembang;
Afrika, Asia Dan Amerika Latin
3.
Proposisi Turunan:
A.
Ada Kesamaan Kepentingan Antara Borjuasi Internasional
Dan Lokal
B.
Negara Lebih Berpihak Kepada Kapitalis Daripada Mayoritas
Penduduk
C.
Negara Maju Melakukan Kontrol Teknologi Kepada Negara
Berkembang, Sehingga Negara Berkembang Harus Membayar Pengorbanan Yang Luar
Biasa Besar
D.
Adanya Jurang Pemisah Yang Dalam Antara Negara
Pusat-Pinggiran Dalam Konsentrasi Modal
E.
Perusahaan Miultinasional Sebagai Sarana Utama Untuk
Mengorganisasi Modal Di Tingkat Internasional
F.
Adanya Ketergantungan Budaya Dan Ideologi Yang Menyertai
Ketergantungan Ekonomi Di Negara Berkembang
4.
Konsekwensi Teori:
- Apa Yang Mungkin Dan Tidak Mungkin Terjadi Di Negara
Pinggiran Ditentukan Oleh Oleh Apa Yang Terjadi Di Negara Pusat Yang
Kapitalis
- Kapitalisme Yang Diterapkan Di Negara Pinggiran
Justru Menimbulkan Disintegrasi, Ketimpangan Regional Dan Sektoral.
Akibatnya Terjadi Ketimpangan Pendapatan Dan Kekayaan, Menciptakan
Pengangguran Dan Berkurangnya Kesempatan Kerja Yang Kronis Serta
Keuntungan Hanya Dinikmati Oleh Sekelompok Kecil Elit Ekonomi Dan Politik
Neo Liberalisme
Imf, Wb And Wto ( The Three Sisters)
(Friedriech Van
Hayek, Milton Friedman)
Doktrin: Privatisasi Dan Globalisasi
1.
Price Decontrol. Penghapusan Kontrol Atas
Harga Komoditi, Faktor Produksi Dan Mata Uang.
2.
Fiscal Dicipline. Pengurangan Defisit Anggaran Pemerintah Atau Bank
Sentral Ke Tingkat Yang Bisa Dibiayai.
3.
Public Expenditure Priorities. Pengurangan Belanja Pemerintah, Dan Pengalihan Belanja
Dari Bidang-Bidang Yang Secara Politis Sensitif, Seperti Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan, Subsidi Yang Tidak Terarah Dan Berbagai Kegiatan Yang
Boros Ke Pembiayaan Infrastruktur,
Kesehatan Primer Masyarakat Dan Pendidikan.
4.
Tax Reform. Perluasan Basis Perpajakan, Perbaikan Administrasi
Perpajakan, Mempertajam Insentif Bagi Pembayar Pajak, Pengurangan Penghindaran
Dan Manipulasi Aturan Pajak Dan Pengenaan Pajak Pada Aset Yang Ditaruh Di Luar
Negeri.
5.
Financial Liberalization. Tujuan Jangka Pendek Adalah Menghapus Perlakuan Bunga
Istimewa Bagi Peminjam Utang Bank Dan Mengenakan Nominal Yang Lebih Tinggi Dari
Tingkat Inflasi. Tujuan Jangka Panjang Adalah Menciptakan Tingkat Bunga Bank
Berdasar Premi Demi Memperbaiki Efisiensi Alokasi Kapital.
6.
Exchange Rates. Untuk Meningkatkan Ekspor Dengan Cepat, Negara
Berkembang Memerlukan Tingkat Nilai Tukar Mata Uang Tunggal Dan Kompetitif.
7.
Trade Liberalization. Pembatasan Perdagangan Luar Negeri Melalui Kuota
(Pembatasan Kuantitatif) Harus Diganti Dengan Pembatasan Melalui Tarif (Bea
Cukai) Dan Secara Progresif Mengurangi Tarif Sehingga Mencapai Tingkat Yang
Rendah Dan Seragam (Kira-Kira 10-20%)
8.
Domestic Savings. Penerapan Disiplin Fiskal/ Apbn, Pengurangan Belanja
Pemerintah, Reformasi Perpajakan Dan Liberalisasi Finansial. Sehingga Sumber
Daya Negara Bisa Dialihkan Ke Sektor-Sektor Privat Dengan Produktifitas Tinggi, Dimana Tingkat Tabungannya Tinggi
(Sama Dengan Model Neo-Klasik).
9.
Foreign Direct Investment. Penghapusan Hambatan Terhadap Masuknya Perusahaan
Asing. Perusahaan Asing Harus Boleh Bersaing Dengan Perusahaan Nasional Secara
Setara; Tidak Boleh Ada Diskriminasi.
10.
Privatization. Perusahaan-Perusahaan Negara Harus Diswastakan.
11.
Deregulation. Penghapusan Peraturan Yang Menghalangi Masuknya
Perusahaan Baru Ke Dalam Suatu Bidang Bisnis Dan Yang Membatasi Persaingan;
Kecuali Ada Pertimbangan Keselamatan Atau Perlindungan Lingkungan Hidup Yang
Mengharuskan Untuk Itu (Termasuk Perlindungan Negara)
12.
Property Rights. Sistem Hukum Yang Berlaku Harus Bisa Menjamin
Perlindungan Hak Atas Tanah, Kapital Dan Bangunan Serta Hak Milik Lainnya.
Dampak Privatisasi (Dan
Globalisasi)
Di Negara Maju
- Di Inggris
Menurut Susan George (1999); Sejak
Kebijakan Privatisasi Diterapkan Di Inggris Pada Masa Pm. Margareth Teacher :
- Kemiskinan Meningkat
Tajam. Dari 10% Sebelumnya Menjadi 25% Setelahnya.
- Privatisasi Dan
Globalisasi Telah Menghasilkan Lay Off (Phk), Akibatnya Terjadi
Pengangguran Besar-Besaran.
- Perusahaan-Perusahaan
Yang Diprivatisasi Ternyata Tidak Kunjung Menunjukkan Efisiensi Dan
Perbaikan Pelayanan Pada Masyarakat, Kecuali Pada Segelintir Manusia Saja.
- Di Amerika Serikat
Menurut Kevin Philips (Dalam The Politic Of Rich And
Poor, 1990) Sejak Diterapkannya Kebijakan Privatisasi Pada Tahun 1977
Dan 1988, Telah Terjadi Pemiskinan Besar-Besaran Dan Ketidakadilan/ Kesenjangan
Pendapatan Yang Luarbiasa:
- Top 10% Keluarga Di As
Mengalami Peningkatan Pendapatan 16 %
- Top 5% Keluarga Di As
Mengalami Peningkatan Pendapatan 23%
- Top 1% Meningkat
Pendapatannya Lebih Dari 50%
- Bottom 80% Pendapatan
Menurun Tajam
- Bottom 10% Menurun 15%
Pada Tahun 1977:
Top 1% Di As Berpendapatan 65
Kali Pendapatan Bottom 10%.
Pada Tahun 1988:
Berubah à Pendapatan Top 1% Keluarga
As Menjadi 115 Kali Lipat (Kesenjangan Semakin Merajalela)
Dampak Privatisasi Dan
Globalisasi Di Negara Berkembang
Menurut Joseph E
Stiglitz (Pemenang Nobel Ekonomi 2001) Dan Jacques Chirac (Presiden Prancis):
Privatisasi Dan Globalisasi
Hanya Menimbulkan Kemiskinan Dan
Kesenjangan Pendapatan Yang Semakin Tajam.
Benefit Yang Dijanjikan Dari
Privatisasi Tidak Pernah Dinikmati Oleh Mereka, Padahal Benefit Inilah Yang
Diperlukan Untuk Membangun Perekonomian Negara Berkembang/ Miskin .
Hal Ini Disebabkan Oleh Beberapa Faktor :
- Negara Barat Mendorong
Negara Miskin Untuk Membuka Pasarnya Bagi Barang/Produk Mereka, Sementara
Mereka Menjalankan Hambatan Hambatan Terhadap Import Barang Negara Miskin
( Unequal Free Trade), Padahal Negara Miskin Amat Memerlukan Pendapatan
Dari Eksportnya, Untuk Membayar Hutang.
- Perbankan Barat
Menikmati Keuntungan Dari Pengendoran Kendali Pasar Modal Di Amerika Latin
Dan Asia. Hal Ini Menyebabkan Tindakan Spekulatif Dan Melemahkan Nilai
Mata Uang Di Negara Miskin. Misalnya Krisis Moneter Asia 1997.
- Free Investment (Kebebasan Berinvestasi) Dari Perusahaan
Barat Tidak Turut Memajukan Negara Miskin:
-
Lapangan Kerja Tidak Terbuka,
-
Upah Diberikan Secara Tidak
Signifikan Atas Kinerja,
-
Transfer Teknologi Yang
Diharapkan Tidak Terjadi
-
Sumber Daya Alam Dinegara
Miskin Mengalami Depresi,
-
Polusi Merusak Lingkungan,
-
Keuntungan Berlipat Ganda
Mengalir Pada Negara Barat Dibanding Investasinya.
- Nagara Barat Memaksakan
Imbalan Yang Bersifat Mengabaikan Kedaulatan Nasional Negara Miskin.
- Cita-Cita Globalisasi:
Menciptakan Integrasi Antara Negara Dan Umat Manusia Didunia Dalam Bentuk
Menurunkan Ongkos Transportasi Dan Komunikasi, Hilangnya Hambatan Terhadap
Arus Barang, Jasa Dan Modal Dan Pengetahuan , Manusia Antar Negara
(Pekerja) Hanya Impian Belaka/ Tidak Terjadi.
Imf Gagal Mewujudkan
Stabilitas Ekonomi Dunia, Imf Cenderung Mengambil Kebijakan Pengetatan Moneter
Dengan Pengurangan Defisit Anggaran (Pencabutan Subsidi), Menaikkan Tarif Pajak
Dan Meningkatkan Suku Buinga.
Beberapa Cara Yang Ditawarkan Kepada Indonesia Untuk
Keluar Dari Imf
- Melakukan Penghematan
Anggaran,
- Reformasi Dan Efisiensi
Perpajakan,
- Mengurangi Kebocoran
Pajak (Menurut Bappenas, Kebocoran Pajak: Rp. 240 T),
- Renegosiasi Dan Haircut
Hutang Luar Negeri,
- Sekuritisasi Sda,
Terutama Minyak Dan Gas Bumi,
- Intensifikasi Dan
Ekstensifikasi Wajib Pajak Baru,
- Redistribusi Asset
Kepada Rakyat Miskin (M.P. Todaro),
- Menciptakan Lapangan
Kerja Baru,
- Pengembangan Koperasi,
Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah,
- Menghilangkan Subsidi
Bunga Rekapitalisasi Perbankan (Kwik: Subsisdi Bank Rekap, 91 T/Thn,
Sementara Subsidi Bbm, Hanya 4 T)
Menurut Hartoyo W (Dalam Aswar Aly, 2003) Krisis Ekonomi
Doindonesia Telah Direkayasa Oleh Neo Imperialisme Barat, Sehingga Mereka Mampu
Menarik Dana Dari Indonesia Lebih Dari Us$ 200 M Ke Singapura.
No comments:
Post a Comment